Tulang Berulang SMP Negeri 2 Homeyo Sebagai Simbol Kematian Pendidikan. Ketiadaan Imajinasi

2 komentar

Inspirasi Kecil, Masa Depan Besar

Pada tahun 1998-an ketika almarhum bapa saya Gad Yagani juga menjadi salah satu guru di SMP Negeri 2 Homeyo, saya yang masih kanak-kanak melihat aktifitas di sekolah-sekolah SD maupun SMP sangat ramai dengan antusias tinggi ditunjukan siswa-siswinya. 

SMP Negeri 2 Homeyo 2024 (Sumber foto SS)

Ibu kota distrik Homeyo ini sangat ramai karena banyak anak rantau dari seluruh lembah Kemandoga dan Biandoga datang melanjutkan pendidikan tingkat SLTP di Pogapa karena SMP Negeri 2 Homeyo adalah satu-satunya SMP di wilayah lembah Kemandoga Biandoga. 

Siswa-siswi ini harus meninggalkan kampung halaman mereka, berjalan melewati gunung, lembah dan sungai sampai Pogapa. Apalagi siswa siswi suku Moni dan Wolani dari lembah Biandoga yang berjarak 60-an kilometer lebih harus berjalan sejauh itu.

Saat itu siswa siswi rantau yang jumlah ratusan itu, ada yang menumpang di rumah-rumah kerabat, tetapi karena jumlah mereka yang banyak, mereka membangun honai-honai untuk ditempati.

Suatu perjuangan demi masa depan yang misterius. Sama seperti rusa yang haus merindukan air segar, pada saat itu kerinduan akan pendidikan ditunjukan oleh anak-anak muda dari berbagai latar belakang keluarga.

Jika ada pertanyaan, mengapa anak-anak muda saat itu bersemangat untuk sekolah? Padahal pada saat itu orang-orang Moni dan Wolani belum ada yang menjabat kepala dinas atau jabatan-jabatan besar yang bisa memberikan inspirasi, juga belum tentu ada pejabat, atau tokoh dengan profesi-profesi lain datang ke daerahnya untuk memberikan inspirasi, tentunya selain dari pada PNS distrik, tentara, polisi, guru, agamawan, tenaga kesehatan dan pilot. 

Motivasi mereka sangat besar, sehingga pada saat itu siswa/siswa di Pogapa yang bercita-cita diinspirasi oleh profesi-profesi sederhana yang mereka temui di Homeyo, tetapi kini mereka mendapatkan pekerjaan-pekerjaan yang pada saat SMP pun mereka tidak tahu akan profesi-profesi itu. 

SMP Negeri 2 Homeyo tahun 2021 (sumber foto MT)
Alumni dari SMP ini sudah banyak yang sukses, seperti Wakil Ketua I DPRD Kab. Intan Jaya Marten Tipagau, Polisi Kudras Miagoni, Pilot Yosua Tipagau, mantan Bawaslu Yoakim Migau dan masih banyak lagi anggota DPRD, dan Pegawai Negeri Sipil.

Kesuksesan alumni harusnya diteruskan, tetapi sayangnya sekolah ini sudah tidak aktif selama 5 tahun.

Kematian dan Penguraian

Ketika melihat foto-foto bangunan SMP Negeri 2 Homeyo yang tersisa tulang-belulang, rangka kayu yang terjarah oleh perambok papan kayu yang tersebar di whatsapp,  saya pun merenung.

"Rangka Sekolah ini adalah simbol, simbol kematian pendidikan"

 
SMP Negeri 2 Homeyo 2024 (Sumber foto SS)

Ketika seekor hewan atau manusia meninggal, dagingnya akan pelan-pelan dimakan oleh pengurai, dan tersisa tulang. Lama-kelamaan, tulang itupun diurai menjadi debu.

Lembah Kemandoga sedang masuk ke dalam mesin waktu yang membawa kembali wilayah dengan banyak intelektual terpelajar ke tahun 1800-an.

Intan Jaya yang sebelumnya adalah bagian dari kabupaten Paniai yang memiliki motto "Awetako Ena Agapida" yang berarti "hari besok lebih baik dari hari ini". Dan motto Intan Jaya adalah "Ondoma Dangge Hanggia, Duadia" yang berarti "Bekerja dan berpikir bagi semua"

Momen ini adalah momen untuk Intan Jaya merenenungkan motto dari ibunya. Ibu berpesan bahwa hari esok harus lebih baik dari hari ini, walaupun itu hanya perubahan positif kecil, tetapi sayang sekali Intan Jaya. Sayang sekali Homeyo, sayang sekali lembah Kemandoga yang harus menangisi tulang belulang pendidikan.  Ternyata hari besok lebih buruk dari pada hari ini. Hari ini kita masih bisa melihat tulang belulang dari rangka bangunan SMP Negeri 2 Homeyo, tetapi besok sudah rata tanah.

SOLUSI? HANYALAH BERIMAJINASI AKAN MASA DEPAN !

Penyebabnya tidak serta merta faktor keamanan,  tetapi ada oknum-oknum yang tidak menghargai bangunan sekolah, tidak menghargai pendidikan, tidak menghargai karya orang lain, tidak menghargai bangunan kantor, mereka adalah perampok material bangunan, pencuri yang memanfaatkan kesempatan untuk mencuri. 

Namun, jika digalih lagi, barangkali karena pendidikan tidur terlalu lama, akhirnya mati dengan sendirinya. Kita tahu bahwa sejak 2019 sampai 2024 ini pendidikan di sana tidak berjalan, akhirnya sebagai simbol kematian, bangunan pun terurai menjadi rangka.

Solusi kebijakan pemerintah masih sulit diambil saat ini. Tetapi ada satu solusi yang paling super, solusi ini  adalah kelebihan manusia sebagai makluk serupa segambar dengan Tuhan. Tuhan sebagai pencipta, menciptakan manusia dengan kemampuan untuk menciptakan, Tuhan yang menciptakan segalanya dengan perkataan dan imajinasi, maka manusia juga bisa menciptakan kenyataan dangan imajinasi dan perkataan.

Solusinya adalah berimajinasi. Imajinasi adalah kemampuan mental untuk menciptakan gambaran, ide, atau konsep dalam pikiran tanpa bergantung pada pengalaman langsung atau input sensoris dari lingkungan.

Apa imajinasi orang Intan Jaya? Ini adalah pertanyaan paling penting saat ini. Apakah Anda ingin melihat anak-anak Intan Jaya sekolah sampai Amerika? Apakah Anda berimajinasi bahwa tidak ada pelayanan pendidikan di Intan Jaya? atau sebaliknya? Intan Jaya yang maju, jalan-jalan aspal yang kokoh, masyarakat yang hidup makmur dan tentram, itu yang diinginkan semua orang , tetapi belum tentu kita berimajinasi dan pemperkatakannya.

Silakan berimajinasi. Babi tidak berimajinasi, yang penting ada air, maka becek pun dianggap sebagai dunia impiannya. Manusia berimajinasi lebih variatif. Imajinasi orang Amerika akan masa depan dengan orang Jepang berbeda, imajinasi orang Indonesia pun berbeda. Yang berbahaya jika kita tidak memiliki imajinasi.

Albert Einstein orang terjenius di abang 19 banyak berbicara tentang betapa pentingnya imajinasi sebagai kekuatan untuk menciptakan masa depan.

Berikut adalah kutipan imajinasi terbaik Albert Einstein . 

1. “Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan. Pengetahuan terbatas. Imajinasi mengelilingi dunia.”

2. “Tanda kecerdasan yang sebenarnya bukanlah pengetahuan tetapi imajinasi.” 

3. “Logika akan membawamu dari A sampai Z. Imajinasi akan membawamu kemana-mana.” 

4. “Imajinasi adalah segalanya. Ini adalah pratinjau atraksi kehidupan yang akan datang.” 

5. Yang penting jangan berhenti bertanya. Keingintahuan memiliki alasannya sendiri untuk eksis.” 

6. “Pengalaman terindah yang bisa kita miliki adalah yang misterius. Ini adalah emosi mendasar yang berdiri di tempat lahirnya seni sejati dan sains sejati. Ini adalah sumber dari semua seni dan sains sejati. Dia yang tidak mengetahuinya dan tidak dapat lagi bertanya-tanya, tidak lagi merasa takjub, sama saja dengan mati, lilin yang padam.” 

7. "Saya cukup seorang seniman untuk menggambar dengan bebas pada imajinasi saya."

Mari bersama berimajinasi akan masa depan Intan Jaya, masa depan diri kita dan masa depan keluarga. Imajinasi baik kita akan menarik masa depan impian menjadi kenyataan. Begitu pula sebaliknya.

Selamat berimajinasi. Amakanie


7 Kutipan Albert Einstein dikutip dari Teras Gorontalo di Yourtango. 

Related Posts

2 komentar

  1. Aina amakane. Tulisan ini teguran keras kpd semua yang berkepentingan dalam mencari solusi sikapi kondisi kehidupan masyarakat.
    Saya angkatan tahun 2014 sngt sedih bercampur marah. Trmksh sdh ekspos nya berita ini ainaku

    BalasHapus

Posting Komentar